ANALISIS DAMPAK BRAIN ROT TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI POLITIK

Novita SF
... menit baca
APA SIH BRAIN ROT ITU?
Secara singkat Brain Rot atau Pembusukan Otak ialah istilah modern yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tingkat kinerja otak manusia dikarenakan pemasukan informasi berkualitas rendah secara berlebihan yang mengakibatkan dampak negatif bagi korbannya.
Brain Rot terjadi karena seseorang terlalu banyak mengonsumsi konten, berita, dan informasi berkualitas rendah, manipulatif, dan memiliki dampak negatif yang ia dapat melalui media sosial ataupun platform online lainnya.
Brain Rot dinobatkan menjadi Word Of The Year 2024 oleh Oxford University, setelah melibatkan lebih dari 37 ribu orang dalam pemilihan nya.
Apa Kaitannya Dengan PEMBANGUNAN EKONOMI POLITIK?
Fenomena Brain Rot terjadi ketika individu terpapar oleh informasi atau konten yang salah, menyesatkan dan tidak bermanfaat. Hal ini dapat menurunkan kemampuan berfikir kritis dan objektif individu tersebut sehingga akan mengacaukan proses pengambilan keputusan yang rasional dan dapat berdampak negatif pada pembangunan ekonomi politik.
Pembangunan Ekonomi Politik menekankan pada hubungan interaktif antara ekonomi dan politik, serta peran kekuasaan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pembangunan Ekonomi Politik menganalisis bagaimana aktor ekonomi dan politik, baik individu, kelompok, maupun negara, berusaha dalam melaksanakan peran dan tugasnya untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam hal ini, Brain Rot dapat dimaknai sebagai salah satu faktor yang dapat mengacaukan proses pengambilan keputusan ekonomi dan politik, sehingga berdampak negatif pada pembangunan.
Dampak Brain Rot Terhadap Pembangunan Ekonomi
Dalam Ekonomi Politik Pembangunan terdapat istilah Rational Choice dimana para pelaku ekonomi akan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang sudah terbukti rasionalitas nya oleh mereka.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Samuelson yang mengatakan bahwa Economisc is Science of Choice dimana dalam pelaksanaannya, individu maupun kelompok pasti akan melalui tahap dimana ia harus memilih pilihan yang harus menguntungkan nya.
Brain Rot dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis dalam menentukan pilihan yang tepat. Hal ini menyebabkan alokasi sumber daya yang buruk, investasi yang tidak tepat, dan kebijakan ekonomi yang keliru. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi terhambat, ketidakstabilan meningkat, dan kerugian signifikan terjadi.
Salah satu contohnya ialah, seorang investor mungkin membuat pilihan yang keliru karena informasi yang mereka gunakan tidak akurat dan berkualitas rendah atau analisis resiko mereka cacat. Kegagalan pengambilan keputusan yang ditimbulkan karena dampak brain rot dapat menimbulkan ketidakpastian dalam investasinya sehingga akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dampak Brain Rot Terhadap Pembangunan Politik
Politics is Who Get's, What, When, How
Pernyataan ini dikemukakan oleh Harold Laswell, dimana Politik adalah tentang siapa yang mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana. Definisi ini menekankan distribusi sumber daya dan kekuasaan dalam masyarakat.
"Brain Rot" dapat mendistorsi pernyataan ini, membuat kita sulit menilai siapa yang sebenarnya diuntungkan, apakah sumber daya itu benar-benar bermanfaat, apakah ada berdampak buruk bagi kedepannya, dan apakah pembagiannya sudah adil?. Singkatnya, Brain Rot membuat kita sulit memahami dan mengontrol bagaimana kekuasaan dijalankan.
Fenomena Brain Rot juga dapat membuka peluang yang memungkinkan oknum elit politik untuk memanipulasi masyarakat dan mengendalikan jalannya proses politik. Masyarakat yang kemampuan kognitif maupun afektif nya menurun karena konsumsi informasi yang tidak bermanfaat dan mudah percaya berita palsu dapat dengan mudah diarahkan untuk mendukung dan percaya kepada konten, informasi, dan berita yang sengaja mereka sebarkan demi keuntungan pribadi.
Strategi Pemerintah yang dapat mencegah fenomena Brain Rot
Pemerintah dapat menggunakan fungsi AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency) untuk dapat menyusun strategi dalam pencegahan brain rot yang melanda rakyat nya.
Pemerintah harus dapat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi terutama dalam aspek media sosial atau platform online dan meningkatkan literasi digital yang positif guna membentuk masyarakat yang kritis dan bijak dalam mengonsumsi informasi.
Untuk mencapai tujuannya, Pemerintah harus mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi mereka. Hal ini guna meningkatkan kepercayaan masyarakat dan membentuk masyarakat yang demokratis dan partisipatif, yang sangat penting untuk menciptakan stabilitas ekonomi politik yang kondusif bagi pembangunan berkelanjutan. Kepercayaan publik yang tinggi akan mengurangi risiko konflik sosial dan politik yang mana dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Dengan membangun integritas sosial yang kuat, pemerintah dapat menciptakan lingkungan digital yang kondusif, dimana masyarakat dapat berpikir kritis dan menolak informasi yang menyesatkan. Integritas yang ditanamkan oleh pemerintah dapat menjadi benteng pertahanan terhadap brain rot karena menciptakan rasa kepercayaan dan saling pengertian antar masyarakat.
Untuk menjaga nilai-nilai dasar masyarakat (latency), pemerintah harus menegakkan etika publik yang tinggi, terutama dalam penggunaan media dan platform online. Pemerintah wajib menindak tegas penyebaran berita palsu, konten negatif, dan informasi keliru di dunia maya. Kegagalan dalam hal ini akan merusak kepercayaan publik dan mengancam pembangunan ekonomi politik, karena partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi akan terhambat oleh informasi yang menyesatkan. Informasi yang akurat dan transparan sangat penting untuk mendorong partisipasi masyarakat yang efektif dalam pembangunan ekonomi.
Referensi
- Materi Pertemuan ke 6 Ekonomi Politik Pembangunan Mata Kuliah Ekonomi Publik dan Politik. Dosen Pengampu: Silahudin, S.Sos., M.Si
- https://corp.oup.com/news/brain-rot- named-oxford-word-of-the-year-2024/
Penulis : Novita SF
Visit Me On:
Sebelumnya
...
Berikutnya
...